Thursday, November 13, 2008

Hargai hak kita, junjung hak orang lain.

Jaman semakin maju teknologi berkembang pesat tentunya ada dampak juga pada budaya masyarakat dalam berperilaku.

Sedikit merefleksi dari acara TV1 pada hari Kamis, 13 November 2008 dalam acaranya SIDAK mengenai polusi udara di dærah Jakarta, acaranya begitu ramai dan tegang karena lebih banyak mengundang emosi untuk adu fisik.

Sebelum permasalahan diangkat, salah satu pembawa acara mangawali membuka permasalahan yang ada dengan berpura-pura menjadi penumpang, saat itu pengemudi bajaj dengan emosinya yang ditegur karena suara bising dan asap knalpot yang mengepul, saat emosi memuncak datang pembawa acara yang lain bersama 2 anggota DPR komisi D yang menentramkan keadaan dengan menjelaskan sekaligus mensosialisasi peraturan tentang uji emisi gas. Dalam penjelasan yang singkat dan padat dari ke-2 anggota DPR untuk melakukan uji emisi berkala, namun salah satu dari pengemudi yang ditegur mengatakan bahwa mereka sebagai "rakyat kecil" dan mengkesankan tidak perlu aturan itu berlaku bagi mereka, seakan memiliki cara sendiri yang menghiraukan kebutuhan "rakyat kecil" lainnya.
Lain sesi, pembawa acara menyamar sebagai penumpang menegur supir angkot karena merokok di dalam angkotnya, namun supir tadi mengatakan merokok di dalam angkotnya sendiri adalah "hak" dia orang lain tidak perlu mengatur, padahal penumpang lain dengan terpaksa diam sambil menutup hidung.

Melihat dari yang dikatakan oleh mereka yang mengatakan sebagai "rakyat kecil" tadi, apakah "mereka" mengerti apa yang dimaksud dengan mengatakan HAK asasi? Seakan orang lain tidak memiliki hak juga. Begitukah kehidupan "rimba" sebagai "orang kecil" yang mengabaikan orang lain?

Sekarang banyak orang yang menuntut hak mereka sendiri. Dimana keadilan? Hak pribadi sama pentingnya hak orang lain. Tidak dipungkiri juga, Saya juga tidak mau hak Saya ditindas. Namun harus disadari, kita hidup tidak sendiri. Rasa saling mengerti yang perlu kita bangun bersama dan tanam dalam benak, insya Allah kebahagian berpihak kepada kita semua. Karena kita (manusia) tercipta sebagai makhluk paling sempurna yang berakal.

Hak untuk kita sangatlah penting, pengertian kepada orang lain lebih utama karena diri kita bagian dari makhluk sosial.