Wednesday, June 25, 2008

?

Maraknya demonstrasi dimana2 sepertinya menjadi hal biasa kita temui di negeri ini yang "katanya" menuju reformasi bangsa (sudah sampaikah tujuan itu atau malah melenceng menjauh?). Akankah ini menjadi budaya baru di bangsa ini dalam berdemokrasi?

Sering disaat terjadi demonstrasi dihadapkan pada emosional diantara demonstran dengan pihak aparat, sehingga kontak fisik jadi sulit dihindarkan demi argumen atau alasan keamanan/ketertiban. Jika yang terjadi demikian maka emosional yang mengendalikan, tak lagi menggunakan hati nurani.

Satu sisi ada rasa salut kepada demonstran (mahasiswa) untuk menyuarakan kebenaran demi kemakmuran bangsa ini, salut juga bagi aparat yang telah berusaha menjaga ketertiban dan keamanan di negeri ini.
Namun ada kekecewaan disaat mahasiswa berdemo mereka seolah hanya berslogan berpihak kepada masyarakat, namun dengan kejadian yang sudah2, adakah keberpihakan memberi peluang bagi masyarakat lain dengan peran sendiri2 untuk menjalankan roda kehidupan? Dukungan simpatik akan didiperoleh bukan dengan pemblokiran2 atau pembakaran2 fasilitas umum. Kita ketahui bersama, pembangunan bangsa ini menggunakan hasil dari pajak rakyat, jika yang terjadi pengrusakan apakah itu bentuk dukungan untuk kemakmuran bersama? Dimana penghargaan untuk masyarakat atas hasil pajak yang dibayarkan? Inikah bentuk pembelaan atas nama rakyat? Kita bangsa yang masih berkembang, Indonesia dibangun dengan pinjaman2 namun semua itu sama saja tak membawa hasil karena tindakan2 yang kontra dengan kemakmuran.
Akhir2 ini media sering memberitakan tindakan anarkisme di negeri Indonesia tercinta, inikah budaya baru kita yang telah merasuk ke semua elemen di negara ini? Seperti yang diberitakan Trans TV Selasa 24 Juni 2008 pada Repotase Sore menayangkan tindakan oknum polisi yang jelas2 sengaja menabrakkan mobil patroli kepada seorang demonstran hingga terpelanting jauh. Bila kejadian itu yang melakukan bukan anggota polisi, polisi akan menyimpulkan itu adalah tindakan kejahatan tabrak lari. Namun jika dilakukan oleh oknum aparat, apa kesimpulan yang akan diungkapkan? Seperti itukah mental didikan aparat yang "mengayomi"? Kita lihat juga berita pasca penyerbuan di kampus Unnas menyebabkan 1 polisi menjadi korban pemukulan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, pemukulan tersebut dekat kaitannya dengan kejadian pasca penyerbuan di kampus Unnas, bisa jadi karena mereka geram dengan kelakuan polisi yang membabi buta dalam penyerbuan kampus Unnas.

Indonesia terdiri dari berbagai elemen yang menopang berdirinya bangsa ini. Mari kita bergandeng tangan bersama2 memperkokoh bangsa demi kemakmuran kita semua.

Tuesday, June 24, 2008

Kreatifitas yang terkekang rupiah(?)

Bangsa akan bangga kepada warganya yang bisa meningkatkan kemakmuran negaranya. Kepintaran / kepandaian seseorang bisa didapat dari pendidikan formal maupun non formal, intinya dari kreatifitas untuk mengembangkan dari apa yang sudah diketahui dan mau berusaha untuk lebih baik atas kondisi yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang.

Berita yang masih panas masalah kenaikan harga bahan bakar minyak yang sangat besar pengaruhnya terhadap harga2 lain memaksa kita untuk lebih kreatif dalam berinovasi atas sesuatu dengan pengharapan bisa terpenuhi apa yang menjadi keinginan dengan biaya yang lebih murah walau yang didapat adalah barang yang sejenis dengan kualitas sama atau bahkan lebih baik.

Metro Tivi dalam acara Metro Realitas pada hari Rabu, 18 Juni 2008 menyiarkan tentang tingginya harga benih jagung menjadikan petani jagung di Kediri berusaha dengan kreatifitasnya merekayasa variasi benih jagung yang berkualitas. Namun kendala yang dihadapi adalah adanya undang2 tentang hak paten. Petani yang kreatif dengan inovasinya terkendala karena ada pihak yang mengklaim atas benih variasi jagung, dengan adanya hal tersebut menjadikan kreatifitas petani mengalami "kematian" secara paksa oleh pihak lain. Mereka para petani tentunya mempunyai pengharapan atas hasil panen untuk kesejahteraan keluarga mereka sendiri dan pihak lain pada umumnya. Dengan adanya UU yang mengatur, ada UU yang malah kurang berpihak pada kesejahteraan petani malah menjauhkan dari yang namanya kesejahteraan.

Jika permasalahan adalah hak cipta atas suatu hasil karya cipta dan petani dianggap melanggar hak cipta atas varietas jagung yang sudah ada, seharusnya penuntut merefleksikan dengan pertanyaan siapakah yang menciptakan benih jagung sesungguhnya? Sudah sombongkah manusia sehingga mengklaim ciptaan Allah swt? Manusia hanya mengembangkan dari ciptaan-Nya.

Jika demikian yang terjadi, siapakah yang seharusnya bisa melindungi petani untuk mencapai kesejahteraan dan dapat dirasakan merata oleh masyarakat? Haruskah kesejahteraan dipersulit jika sebenarnya bisa tercapai tanpa harus membeli atau dengan biaya yang lebih mahal?

Semoga kesejahteraan berpihak kepada rakyat pada umumnya.

Tuesday, June 17, 2008

Belajar kembali dari kejadian geng nero

Kejadian yang terungkap di Pati dimana kekerasan yang dilakukan oleh siswi SMA terhadap siswi yang lain begitu memprihatinkan. Dari kejadian tersebut ada beberapa hal yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua agar tidak terulang lagi di dunia pendidikan yang diharapkan bisa menjadi tempat penggemblengan para calon pemimpin bangsa kelak yang dilandasi mental sebagai bangsawan.

Ada cerita pengalaman dari seseorang (sebut saja Dicky) mengatakan trauma atas tindakan2 dari seniornya dahulu pada waktu pertama kali masuk dunia yang lebih dewasa dalam berpendidikan. Ada yang salah dalam cara menanamkan dalam benak diri tiap siswa yang dilakukan senior2nya kepada junior untuk selalu berani dan mampu menghadapi permasalahan.
Setiap hari Jumat Dicky beranggapan akan memasuki "neraka", karena harus mengikuti kegiatan extrakurikuler bagi semua siswa kelas 1. Disetiap kegiatan hampir selalu ada perpeloncoan dimana fisik yang mau tidak mau akan menerima tindakan, entah pukulan atau harus jungkir balik setiap melakukan kesalahan. Jika tidak ditemui kesalahan, senior mencoba mencari2 kesalahan. Cerita yang didengar dari senior mengatakan mereka juga mengalami hal seperti itu sewaktu masih menjadi siswa baru di sekolah itu. Diluar extra kurikulerpun tidak jauh berbeda perlakuan dari senior yang lain, lebih parahnya lagi junior yang jadi incaran senior dibawa di pojok toilet sekolah dan dipukuli beramai2. Timbul pertanyaan dari seorang Dicky, inikah pembalasan atau apa???

Terungkapnya kasus geng nero dengan pengakuan dari mereka yang mengatakan karena perlakuan seniornya kepada diri mereka yang kemudian membentuk suatu kelompok "sependeritaan" dan melakukan hal serupa kepada juniornya sebagai bentuk balas dendam (menurt saya salah sasaran).
Contoh yang sudah tersiar luas sebelumnya kita juga sudah tahu malah sampai membawa korban jiwa yang ternyata hal seperti itu sudah lama "membudaya". Tidak tahukah mereka para pendidik atas kegiatan yang dilakukan anak didiknya terhadap tindakan yang terjadi terlebih jika kegiatan yang dilakukan dalam lingkup pendidikan yang diasuhnya? Akankah seperti itu terus cara yang berlaku? Akankah penerus bangsa ini membawa Indonesia menjadi seperti suku bar-bar? Jangan sampai terjadi kembali, dengan penanaman spiritual sangat besar pengaruhnya untuk membentuk bangsa yang lebih sopan dan halus tanpa melemahkan mental.

Satu hal lagi yang dapat diambil pelajaran atas pengakuan anggota geng nero, dengan adanya rasa takut akan bisa menjadikan kekuatan dari seseorang atau sekelompok orang untuk memberontak entah bagaimana caranya.
Jika yang diinginkan adalah penghormatan dari orang lain kepada kita tidaklah begitu caranya, akan timbul suatu kewibawaan yang terbentuk dari kelebihan yang kita miliki dalam memperlakukan orang lain dengan baik dan tulus, sehingga akan tertanam rasa segan dalam diri orang lain kepada kita, bukan rasa takut kepada kita.
KEWIBAWAAN TIDAK AKAN KETEMU JIKA DICARI, KARENA ITU ADALAH BENTUKAN DARI DIRI KITA SENDIRI.

Tuesday, June 10, 2008

Permen koplo

Perlu diwaspadai dengan adanya peredaran pil koplo dikemas dalam bentuk permen yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak. Berdasarkan berita, merk tersebut masih dalam penelitian pihak terkait (radio Prambors Jogja, 10 Juni 2008). Perlu diwaspadai dan hati-hati.

Sunday, June 8, 2008

Keprihatinan adu domba

Assalamu'alaikum wr.wb

Tanpa perlu banyak basa basi saya mencoba mengungkapkan keprihatinan yang terjadi di negeri ini. Headline media cetak atau elektronik yang masih hangat membahas demo kenaikan BBM kini tergeser masalah lain. Itulah siklus berita yang selalu hangat dan panas. Masalah tumpuk menumpuk menghapus/menyembunyikan yang telah maupun yang sedang terjadi.

Sebagai muslim saya prihatin dan berpendapat FPI >< NU = adu domba umat muslim. Siapa yang tertawa dibalik kejadian ini? Sesama muslim adalah saudara yang seharusnya saling mendukung demi kebaikan bersama. Islam tidak mengajarkan untuk memerangi umat yang lain. Dalam bernegara bersama-sama menjaga keutuhan bangsa ini tanpa mencampurkan apa yang memang seharusnya berjalan sendiri-sendiri.
Dalam kaitan ini yang terjadi dalam Islam adalah masalah siapa? ahmadiyah yang mengatasnamakan Islam bukanlah Islam dan yang harus diperangi adalah ajarannya yang menyesatkan.
Timbul pertanyaan saya bagi mereka yang menegakkan kebebasan beragama,apakah kebebasan beragama berarti kebebasan agama lain mencampuri urusan dalam agama lainnya?
1 agama berati 1 keyakinan. Jika 1 agama terjadi 2 keyakinan apakah ini masalah bagi agama lain?

Semoga umat muslim bersatu kembali untuk menyiarkan agama Islam demi keutuhan Islam sendiri dan bangsa Indonesia pada umumnya. Mari sebagai muslim kita teriakkan ALLAHU AKBAR...!! Dan bangkitkan rasa nasionalisme kita dengan meneriakkan MERDEKA...!!

Wassalamu'alaikum wr.wb