Wednesday, August 27, 2008

Gimana ini?

Dahulu pemerintah gencar melaksanakan konversi minyak tanah ke gas, begitu suksesnya menjadikan minyak tanah langka dan sulit bahkan tidak bisa didapatkan disetiap daerah di Indonesia.

Kesuksesan langkah atas "kebijaksanaan" pemerintah untuk mengganti minyak tanah menjadi gas tidak didukung oleh kestabilan harga. Sehingga yang terjadi di pasar sekarang adalah seolah-olah tidak ada (atau memang tidak ada?)yang mampu mengendalikan atas harga yang bisa berpihak pada kemakmuran rakyat, lonjakan-lonjakan harga seakan dibiarkan mengalir tak terbendung. Inikah permainan lutchu yang sungguh mengasikkan? Membiarkan titik equilibrium dipermainkan oleh penawaran "maya"? Kita ketahui bersama akan kebutuhan gas di Indonesia setelah minyak tanah masuk ke dalam "museum". Adalah "menghilangkan" pasokan gas di pasar sehingga harga pantas untuk membumbung tinggi.

Inikah era kemunduran bangsa Indonesia yang "makmur"? Semua harga melambung tinggi sangat jauh meninggalkan pendapatan masyarakat kebanyakan.

No comments: