Tuesday, June 17, 2008

Belajar kembali dari kejadian geng nero

Kejadian yang terungkap di Pati dimana kekerasan yang dilakukan oleh siswi SMA terhadap siswi yang lain begitu memprihatinkan. Dari kejadian tersebut ada beberapa hal yang bisa dijadikan pelajaran bagi kita semua agar tidak terulang lagi di dunia pendidikan yang diharapkan bisa menjadi tempat penggemblengan para calon pemimpin bangsa kelak yang dilandasi mental sebagai bangsawan.

Ada cerita pengalaman dari seseorang (sebut saja Dicky) mengatakan trauma atas tindakan2 dari seniornya dahulu pada waktu pertama kali masuk dunia yang lebih dewasa dalam berpendidikan. Ada yang salah dalam cara menanamkan dalam benak diri tiap siswa yang dilakukan senior2nya kepada junior untuk selalu berani dan mampu menghadapi permasalahan.
Setiap hari Jumat Dicky beranggapan akan memasuki "neraka", karena harus mengikuti kegiatan extrakurikuler bagi semua siswa kelas 1. Disetiap kegiatan hampir selalu ada perpeloncoan dimana fisik yang mau tidak mau akan menerima tindakan, entah pukulan atau harus jungkir balik setiap melakukan kesalahan. Jika tidak ditemui kesalahan, senior mencoba mencari2 kesalahan. Cerita yang didengar dari senior mengatakan mereka juga mengalami hal seperti itu sewaktu masih menjadi siswa baru di sekolah itu. Diluar extra kurikulerpun tidak jauh berbeda perlakuan dari senior yang lain, lebih parahnya lagi junior yang jadi incaran senior dibawa di pojok toilet sekolah dan dipukuli beramai2. Timbul pertanyaan dari seorang Dicky, inikah pembalasan atau apa???

Terungkapnya kasus geng nero dengan pengakuan dari mereka yang mengatakan karena perlakuan seniornya kepada diri mereka yang kemudian membentuk suatu kelompok "sependeritaan" dan melakukan hal serupa kepada juniornya sebagai bentuk balas dendam (menurt saya salah sasaran).
Contoh yang sudah tersiar luas sebelumnya kita juga sudah tahu malah sampai membawa korban jiwa yang ternyata hal seperti itu sudah lama "membudaya". Tidak tahukah mereka para pendidik atas kegiatan yang dilakukan anak didiknya terhadap tindakan yang terjadi terlebih jika kegiatan yang dilakukan dalam lingkup pendidikan yang diasuhnya? Akankah seperti itu terus cara yang berlaku? Akankah penerus bangsa ini membawa Indonesia menjadi seperti suku bar-bar? Jangan sampai terjadi kembali, dengan penanaman spiritual sangat besar pengaruhnya untuk membentuk bangsa yang lebih sopan dan halus tanpa melemahkan mental.

Satu hal lagi yang dapat diambil pelajaran atas pengakuan anggota geng nero, dengan adanya rasa takut akan bisa menjadikan kekuatan dari seseorang atau sekelompok orang untuk memberontak entah bagaimana caranya.
Jika yang diinginkan adalah penghormatan dari orang lain kepada kita tidaklah begitu caranya, akan timbul suatu kewibawaan yang terbentuk dari kelebihan yang kita miliki dalam memperlakukan orang lain dengan baik dan tulus, sehingga akan tertanam rasa segan dalam diri orang lain kepada kita, bukan rasa takut kepada kita.
KEWIBAWAAN TIDAK AKAN KETEMU JIKA DICARI, KARENA ITU ADALAH BENTUKAN DARI DIRI KITA SENDIRI.

No comments: